Langsung ke konten utama

Sekilas Nasihat: Rasa Malu


            Kalau kita melihat ke jalanan di mana banyak orang yang berlalu lalang, apa yang kita lihat? Yah, tentu saja ada banyak orang di sana. Mulai dari karyawan kantoran, pelajar, mahasiswa, sampai pengangguran. Namun, ada satu hal yang membuat saya tertegun ketika melihatnya. Apa itu? Jawabannya adalah wanita. Loh, apa itu berarti kalau mata saya jelalatan? Tentu tidak. Ada satu hal yang lebih spesifik dari itu, apa itu? Jawabannya adalah aurat.
            Ya, bukan berarti saya memperhatikan atau melihat dengan seksama aurat itu, tapi saya Cuma prihatin, mengapa masih banyak wanita yang dengan entengnya mengumbar aurat di depan massa? Mengapa masih banyak wanita yang dengan mudahnya memamerkan keindahan tubuhnya di depan umum? Tidakkah ia punya rasa malu?
            Memang, sudah seharusnya bagi setiap orang untuk menahan pandangannya. Tapi bukankah jika pakaian ‘kurang bahan’ yang dikenakan oleh kebanyakan wanita saat ini malah menjadi bahan provokasi yang justru lebih banyak mendatangkan mudharat?
            Selain itu, ada lagi fenomena aneh yang saat ini sedang menjamur. Fenomena itu adalah jilbab yang tidak dipakai dengan benar.
            Jujur, saya sangat malu atau sangat kecewa jika seorang wanita yang mengaku memakai jilbab tapi ternyata kelakuannya tidak menjadi lebih baik. Saya kecewa jika ada wanita yang mengaku menutup auratnya tapi ternyata perilakunya tidak dikendalikan.
            Saya kecewa jika melihat wanita yang mengaku memakai jilbab tapi ternyata pakaiannya masih pakaian kurang bahan atau mungkin kekecilan, sehingga masih memperlihatkan lekuk tubuhnya. Apakah mereka tidak malu?
            Sungguh tepat hadits Nabi yang menggambarkan bagaimana rasa malu adalah sesuatu yang sangat penting, sampai-sampai sebagian dari iman.

Malu adalah sebagian dari iman
-HR Bukhari dan Muslim-

            Tentu saja. Dengan malu, seluruh umat manusia masih bisa menjaga dirinya dari kemaksiatan. Dengan malu, seluruh umat manusia bisa menjaga fitrahnya sebagai manusia yang beradab.
            Bisakah kita bayangkan dunia ini tanpa malu? Apa jadinya dunia? Kemaksiatan merajalela, kekejian terjadi di mana-mana, dan mungkin masih banyak yang lebih buruk lagi.
            Karena itu, sudah seharusnya kita pelihara rasa malu kita. Setidaknya untuk malu kepada diri kita sendiri.
            Wallahu a’lam


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Search engine optimization (SEO) 2020 is the science and art of increasing traffic to a website by helping it rank higher in organic search engine results

...

The Cece & Juan Vignettes: Ch 6

Hey, loves! We're back again for another episode of The Cece & Juan Chronicles. If you're new here, you can catch up with the other chapters here: CHAPTER ONE CHAPTER TWO CHAPTER THREE CHAPTER FOUR CHAPTER FIVE * Chapter 6 - Changes Juan POV 14 years old ... "How? How , Miguel?" Juan shook his head at the table, his younger sisters too busy with the tablet they were currently sharing to watch their favorite YouTubers more important than their mother's fake breakdown. Then again, maybe that was why they didn't care--because they knew it was just their ma acting her usual way again. "Steph--" "How do I have a fourteen-year-old , Miguel? He was just five !" His mother had been doing this and going on since he first woke up that morning. Since his birthday fell right in the middle of the week this year, he hadn't cared too much about the actual day he turned fourteen. He was more excited for the coming weekend when his parents planned a...

Tips dan Trik